Sabtu, 11 Januari 2014

Green Economic for Sustainable Development

Sat ini, pola hidup masyarakat modern telah membuat pembangunan sangat eksploitatif terhadap sumber daya alam dan dalam waktu yang sangat singkat dapat mengancam kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pembangunan yang berkelanjutan pada dasarnya akan berdampak positif bagi keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan yang bertumpu pada produksi tersebut terbukti membuahkan perbaikan ekonomi, tetapi dalam jangka waktu tertentu, pembangunan tersebut dinilai gagal di bidang sosial dan lingkungan. Sebut saja, meningkatnya emisi gas rumah kaca akibat dampak dari pertumbuhan industri, berkurangnya areal hutan untuk digunakan sebagai areal lahan produksi, serta musnahnya berbagai spesies dan keanekaragaman hayati.
Hal inilah yang kemudian yang menjadi initiatif tentang ekonomi modern yang merespon persoalan lingkungan dan menjawab masalah kemiskinan serta kesenjangan ekonomi dunia.

Inisiatif Green Economy dalam Tatanan Global

Pada dasarnya, sebagaimana diketahui prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”.Kemudian hal ini menjadi polemik, bagaimana pembangunan dapat berlanjut sedangkan sumber daya yang tersedia tidak dapat diperbaharui dalam waktu yang singkat.

Permasalahan tersebutlah yang kemudian melatar belakangi lahirnya gagasan tentang Green Economic.
Program Lingkungan PBB (UNEP; United Nations Environment Programme) dalam laporannya berjudul Towards Green Economy menyebutkan, Green Economic (ekonomi hijau) adalah ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam.

Gagasan ini terbentuk pula karena adanya keyakinan para ekonom environmentalist dunia tentang kegagalan pasar “market failure” yang menumbuhkan ketidakpercayaan akan sistem kapitalis karena telah memunculkan persoalan kemiskinan dan ketidakadilan global. Sementara aktivitas-aktivitas ekonomi telah mengakibatkan bermunculannya permasalahan lingkungan seperti krisis ekologi, eksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan pada kelangkaan, hingga berujung kepada isu yang menuntut perhatian khusus warga dunia, yaitu perubahan iklim “climate change” dan pemanasan global “global warming.Sehingga dapat dikatakan bahwa ekonomi hijau merupakan motor utama pembangunan berkelanjutan.

Isu Green Economic sebenarnya bukan agenda yang baru. Sejak tahun 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa green economy sudah menjadi ideologi baru dunia yang harus dijaga dengan kebijakan yang benar. Namun, model pembangunan ekonomi yang diterapkan untuk mengembangkan pembangunan ekonomi sekarang ini cenderung ekstraktif dan berjangka pendek, sehingga pendekatan green economy yang menjamin terpeliharanya hubungan timbal balik antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan fungsi lingkungan dalam mendukung terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan harus segera dimulai.
Dari sini terlihat pentingnya perubahan paradigma dan perilaku untuk selalu mengambil setiap kesempatan dalam mencari informasi, belajar dan melakukan tindakan demi melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Konsep ekonomi hijau diharapkan menjadi jalan keluar. Menjadi jembatan antara pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam. Tentunya konsep ekonomi hijau baru akan membuahkan hasil jika kita mau mengubah perilaku.